Positive Mental Attitude (Pma)
Senin, 27 Februari 2017
Edit
Konsep "Positive Mental attitude" pertama kali diperkenalkan oleh Napoleon Hill dalam bukunya, " Think and Grow Rich "pada tahun 1937.. Dia kemudian melanjutkan untuk menulis beberapa buku lain termasuk "Sukses Melalui Sikap Mental Positif".
Positive Mental Attitude yakni istilah psikologis yang menggambarkan fenomena mental di mana wangsit sentral yakni bahwa seseorang sanggup meningkatkan prestasi melalui proses berpikir optimis. PMA menyiratkan bahwa seseorang mempunyai visi perubahan hati yang baik dalam pikiran seseorang, itu mempekerjakan keadaan pikiran yang terus mencari, menemukan dan melakukan cara-cara untuk menang, atau mencari hasil yang diinginkan, tanpa memandang keadaan. Ini menolak negatif, kepasrahan dan keputusasaan. Bagian dari proses pencapaian PMA mempekerjakan memotivasi "bicara diri" dan sengaja diarahkan pada tujuan berpikir.
Sikap mental positif berarti untuk merespon secara positif setiap situasi dalam hidup. Ini berarti 'sangat percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini yakni baik'. PMA berarti bahwa kebahagiaan dan ketidakbahagiaan ditentukan oleh perkiraan kita dan tidak bergantung pada apa yang kita hadapi di luar diri kita. Ini mengambil bentuk ucapan-ucapan menyerupai "Sikap kami Memutuskan Ketinggian kami".
Bagaimana caranya?
Uraian berikut ini akan menyampaikan kiat-kiat yang sudah terbukti dan teruji.
1. Berusahalah untuk selalu melihat sisi POSITIF di balik setiap situasi yang negatif. Ambillah pesan yang tersirat di balik setiap musibah, carilah berkah di balik setiap masalah, petiklah pelajaran di balik setiap kegagalan. Dengan menemukan hal-hal POSITIF, Anda tidak akan dikalahkan oleh situasi yang negatif. Misalnya, anggaplah kegagalan sebagai sukses yang tertunda. Anggaplah hambatan-hambatan sebagai tantangan bukan ancaman. Jadikan kondisi sakit sebagai momen untuk mulai menghargai dan memelihara kesehatan.
2. Temukanlah sikap, kebiasaan atau keyakinan yang bersifat negatif. Sadarilah betapa semua itu sangat berpotensi merusak kehidupan dan kepribadian. Lalu, ubahlah dengan sikap, kebiasaan atau keyakinan yang bersifat POSITIF. Misalnya, kebiasaan menunda diganti dengan kebiasaan bertindak, perilaku gampang putus asa diganti dengan perilaku pantang menyerah, keyakinan bahwa masa depan suram diganti dengan keyakinan bahwa masa depan niscaya cemerlang jikalau kita mempersiapkannya dengan baik.3. Milikilah keyakinan bahwa untuk setiap duduk kasus selalu ada jalan keluarnya. Tentu saja keyakinan itu sendiri tidak akan menuntaskan masalah, namun keyakinan itu bisa menciptakan Anda lebih efektif dalam mengatasi masalah.
4. Biasakanlah menyampaikan kebenaran yang POSITIF kepada diri sendiri. Tidak perlu menyangkal seperti situasi yang negatif itu tidak ada. Akuilah dengan jujur keadaan sebenarnya, namun kalahkanlah dengan pernyataan yang POSITIF. Misalnya, “Hari ini saya memang gagal, tetapi besok niscaya lebih baik”, “Ujian ini memang berat, tetapi saya niscaya bisa lulus”, dsb.
5. Milikilah perbendaharaan kata-kata POSITIF sebanyak mungkin, dan royallah mengucapkannya. Misalnya, “Saya gembira”, “Saya tidak akan menyerah”, “Saya optimis akan berhasil”, dsb. Ingatlah selalu bahwa kata-kata yang diucapkan itu sangat mensugesti kehidupan Anda. Kata-kata yang negatif merusak kehidupan, sebaliknya kata-kata yang POSITIF membangun kehidupan yang berkualitas.
6. Carilah atmosfir POSITIF dan hiruplah sebanyak mungkin. Bergaullah dengan orang-orang yang berpikiran POSITIF, bijaksana dan berwawasan luas. Bacalah buku-buku atau artikel yang memotivasi Anda untuk maju. Kalau memungkinkan, rajinlah menghadiri seminar-seminar mengenai kepribadian dan pengembangan diri.
7. Waspadalah terhadap polusi negatif dari orang lain. Betapapun displinnya Anda menjaga pikiran, Anda tetap bisa tercemar oleh kata-kata negatif yang diucapkan oleh orang lain kepada Anda. Misalnya, “Sudahlah, itu mustahil!”, “Kamu tidak akan berhasil”, “Hidup ini sulit”, “Krismon ini menciptakan kita miskin”, dsb. Jangan biarkan polusi dari luar itu merusak pikiran POSITIF Anda. Tangkallah dengan pernyataan yang POSITIF baik diucapkan maupun hanya di dalam hati. Ingat poin nomor 4.
8. Waspadalah terhadap munculnya perasaan negatif yang bisa merusak. Diantaranya: rasa putus asa, frustasi, depresi, benci, iri hati, dsb. Cobalah temukan penyebabnya dan akuilah dengan jujur , kemudian kendalikanlah dengan pikiran POSITIF. Misalnya, rasa iri hati jikalau ditelusuri mungkin bersumber dari perasaan tidak bisa pada diri sendiri. Dan itu seharusnya memacu kita untuk meningkatkan kemampuan. Rasa putus asa dan depresi mungkin akhir kekecewaan yang berakumulasi. Cobalah menetralisir dengan mencari hiburan, refresing, dsb.
9. Perkuatlah pikiran yang POSITIF dengan perbuatan-perbuatan POSITIF. Sebagai contoh: olahraga pagi yakni tindakan POSITIF dibandingkan bermalas-malasan di kawasan tidur, berpenampilan rapih lebih POSITIF dibandingkan dengan penampilan seadanya, bergaul lebih POSITIF daripada mengurung diri di rumah, bermain musik atau membaca lebih POSITIf dibandingkan melamun, dsb.
10. Biasakanlah mengucapkan syukur dengan sungguh-sungguh. Bukti-bukti menyampaikan bahwa ada kekuatan di balik ucapan syukur. Orang-orang yang bisa mensyukuri hidup yakni orang-orang yang sanggup lebih menikmati hidup alasannya bagi mereka hidup yakni anugerah yang luar biasa. Bila Anda mengalami kesulitan untuk mengucapkan syukur, kunjungilah sobat yang sedang dirawat di rumah sakit, mampirlah ke Panti Asuhan atau Rumah Jompo. Nanti Anda bisa mulai mensyukuri kehidupan dan kesehatan yang tidak ternilai harganya.
sumber: kaskus