Silabus RPP PJOK SMP MTs Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX
Rabu, 01 Maret 2017
Edit
 Berikut ini adalah berkas Silabus RPP PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) SMP MTs Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX. Download file format .docx Microsoft Word dan PDF.  
 
   
 ![]()  | 
| Silabus RPP PJOK SMP MTs Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX | 
Silabus RPP PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) SMP MTs Kurikulum 2013 Kelas 7, 8, 9
 Berikut ini kutipan teks dari isi berkas Silabus RPP PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) SMP MTs Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX:
  DAFTAR ISI
  I. PENDAHULUAN
  A. Rasional
  B. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
  C. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiah
  D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiah
  E. Pembelajaran dan Penilaian
  F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Siswa
  II. KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
  A. Kelas VII
  B. Kelas VIII
  C. Kelas IX
  III. MODEL SILABUS SATUAN PENDIDIKAN
  A. Contoh Silabus Satuan Pendidikan Kelas VII
  B. Contoh Silabus Satuan Pendidikan Kelas VIII
  C. Contoh Silabus Satuan Pendidikan Kelas IX
  IV.   MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
  A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas VII
  B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas VIII
  C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas IX
  Rasional
  Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) merupakan salah satu mata pelajaran pada Kurikulum 2013. PJOK merupakan   bagian integral dari program pendidikan nasional, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui pembekalan pengalaman belajar menggunakan aktivitas jasmani terpilih yang dilakukan secara sistematis yang dilandasi nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  Silabus  ini  merupakan  acuan  bagi  guru  dalam  melakukan  pembelajaran  agar  siswa mampu mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih sesuai dengan tujuan.
  Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual,   dan memberikan kesempatan  kepada guru untuk mengembangkannya lagi sesuai kebutuhan dan mengakomodasi keungulan- keunggulan lokal.  Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan  yang dirancang  untuk mencapai kompetensi dasar yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran yang termuat di dalam silabus ini merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan tingkat perkembangan siswa.
  Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
  Setelah mengikuti pembelajaran PJOK, siswa memiliki sikap, pengetahuan, keterampilan gerak,  serta  meningkatnya  derajat  kebugaran  jasmani  yang  dapat  digunakan/berguna untuk aktivitas hidup keseharian, rekreasi, dan menyalurkan bakat dan minat berolahraga, hidup sehat dan aktif sepanjang hayat yang dilandasi oleh nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Esa, disiplin, menghargai perbedaan, kerja sama, sportif, tanggung jawab, dan jujur, serta kearifan lokal yang relevan.
  Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari PJOK di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiah
  Pengembangan kompetensi mata pelajaran PJOK didasarkan pada perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan siswa. Khusus untuk pengembangan kompetensi pada ranah fisik  dan  motorik,  pengembangan  kompetensi  mata  pelajaran  PJOK  didasarkan  pada prinsip pertumbuhan dan perkembangan fisik dan gerak.
  Kompetensi Yang Diharapkan
  Tercapainya kompetensi pengembangan gerak spesifik dan pengembangan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui permainan bola besar, permainan bola kecil, atletik, beladiri, senam, gerak berirama, aktivitas air, dan materi kesehatan.
  Kerangka  Pengembangan  Kurikulum  Pendidikan  Jasmani,  Olahraga,  dan  Kesehatan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiah
  Kerangka pengembangan kurikulum PJOK SMP/MTs kelas VII s.d IX mengikuti elemen pengorganisasi kompetensi dasar yaitu: Kompetensi Inti (Kompetensi Inti pada kelas VII sd IX). Kompetensi Inti dijadikan sebagai payung untuk menjabarkan kompetensi dasar mata pelajaran.
  Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect   teaching)   yaitu   keteladanan,   pembiasaan,   dan   budaya   sekolah,   dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran PJOK serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan   dan   pengembangan   kompetensi   sikap   dilakukan   sepanjang      proses pembelajaran  berlangsung,  dan  dapat  digunakan  sebagai  pertimbangan  guru  dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut.
  Pengembangan  Kompetensi  Dasar    (KD)  mengacu  pada  Kompetensi  Inti  (KI)  yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran PJOK dan psiko-pedagogi.
  Ruang lingkup pembelajaran PJOK untuk SMP/MTs terdiri dari:
 - Aktivitas permainan bola besar dan bola kecil
 - Aktivitas beladiri
 - Aktivitas atletik
 - Aktivitas pengembangan kebugaran jasmani
 - Aktivitas senam
 - Aktivitas gerak berirama
 - Aktivitas air dan keselamatan diri
 - Kesehatan
 
 Pembelajaran
  Mata pelajaran PJOK SMP/MTs dijabarkan ke dalam 8 ruang lingkup (strand). Pada ruang lingkup permainan bola besar dan bola kecil sekolah dapat memilih satu atau beberapa jenis permainan bola besar maupun bola kecil sesuai dengan kondisi sarana dan prasarana yang tersedia dan kemampuan guru dalam mengajar. Pada kompetensi dasar seni beladiri, sekolah dapat memilih sesuai dengan kemampuan guru dan kesukaan siswa, dan untuk ruang lingkup renang, apabila sekolah tidak memiliki sarana dan prasarana maka boleh tidak diajarkan di sekolah.
  Kompetensi dasar mata pelajaran PJOK meliputi kompetensi dasar Sikap (spiritual dan sosial), kompetensi dasar pengetahuan dan kompetensi dasar keterampilan. Kompetensi dasar pengetahuan dan kompetensi dasar keterampilan harus diajarkan secara bersamaan dalam pembelajaran praktik. Hal ini terkait pula dengan ketersedian waktu pembelajaran PJOK di SMP/MTs, yaitu tiga jam pembelajaran (@ 40 menit) per minggu. Tiga jam pembelajaran per minggu tersebut dapat diatur sebagai berikut:
  a. Melakukan kegiatan belajar mengajar dalam 1 kali pertemuan, setiap pertemuan alokasi waktunya adalah 120 menit.
  b. Melakukan  kegiatan  belajar  mengajar  dalam  2  kali  pertemuan  dalam  satu minggu,  pertemuan  pertama  2  jam  pelajaran  dan  pertemuan  kedua  1  jam pelajaran atau sebaliknya, misalnya: pada Hari Selasa 2 jam pelajaran dan Kamis 1 jam pelajaran, atau sebaliknya (1 jam pembelajaran tidak harus digunakan sebagai jam pembelajaran untuk teori).
  c. Melakukan  kegiatan  belajar  mengajar  2  kali  pertemuan  dalam  satu  hari, pertemuan pertama 2 jam pelajaran dan pertemuan kedua 1 jam pelajaran atau sebaliknya, misalnya: pada Hari Selasa, 2 jam pelajaran pertama dan kedua, kemudian dilanjutkan dengan 1 jam pelajaran pada jam ketujuh (1 jam pembelajaran tidak harus digunakan sebagai jam pembelajaran untuk teori).
  Pembelajaran mata pelajaran PJOK dapat menggunakan berbagai pendekatan, diantaranya adalah pendekatan saintifik, Contoh penerapan pendekatan saintifik pada Kompetensi Dasar: 3.1 Memahami konsep gerak spesifik dalam berbagai permainan bola besar sederhana dan atau tradisional   dan 4.1 Mempraktikkan   gerak spesifik dalam berbagai permainan bola besar sederhana dan atau tradisional.
  Aktivitas pembelajaran:
  a. Mengamati gerakan menendang bola menggunakan berbagai bagian kaki yang dilakukan teman/guru atau tayangan video.
  b. Mempertanyakan tentang gerak spesifik menendang bola, misalnya; bagaimana pergerakan bola apabila bola ditendang pada titik bawah/tengah/atas bola, jenis tendangan manakah yang lebih akurat mencapai sasaran, dengan kaki bagian manakah yang paling jauh tendangannya.
  c. Memperagakan  gerak  menendang bola secara berpasangan  atau berkelompok untuk menemukan jawaban pertanyaan sebelumnya dengan menunjukkan sikap kerjasama, toleransi, dan disiplin.
  d. Menerapkan  berbagai  keterampilan  menendang  dalam  permainan  sepakbola dengan peraturan yang dimodifikasi.
  Selain pendekatan saintifik, yang lazim digunakan di dalam pembelajaran PJOK juga dapat diterapkan  gaya  mengajar komando, penugasan, resiprokal, periksa sendiri, inklusi, penemuan terbimbing, divergen, dan berprogram individual. 
  Setiap gaya mengajar tersebut memiliki anatomi, karakteristik, serta langkah-langkah yang berbeda, misalnya penggunaan model pembelajaran dengan gaya komando yang hanya sekedar memberi contoh melalui demonstrasi lalu kemudian siswa melakukan sesuai komando, hal ini berbeda dengan langkah yang ada pada gaya mengajar resiprokal misalnya. Setiap pelaksanaan pembelajaran dimulai dari penjelasan mengenai tujuan, dan skenario pembelajaran kepada siswa, dilanjutkan dengan langkah-langkah operasional inti pembelajaran dengan berbagai model, pendekatan, metode, strategi, dan gaya mengajar, serta penilaian, penyimpulan, dan refleksi. Berikut adalah gambaran langkah langkah inti berbagai gaya mengajar yang mudah untuk digunakan dalam pembelajaran PJOK.
  a. Komando, dimulai dari pemberian informasi dan peragaan berbagai keterampilan yang  akan  dipelajari,  memberi  kesempatan  siswa  untuk  mencoba,  mengatur giliran untuk mempraktikkan berbagai keterampilan, dan memberikan komando kepada siswa untuk bergerak sesuai gilirannya. Guru memberikan umpan balik secara  langsung  maupun  tertunda  kepada  siswa  yang  memerlukan  secara klasikal.
  b. Latihan/penugasan,  diperlukan  bahan  ajar  berupa  lembar  tugas    yang  harus dipersiapkan oleh guru. Langkah pembelajaran dimulai dari membagi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari tugas yang harus dikerjakan. Siswa melakukan tugas gerak sesuai dengan petunjuk yang ada pada lembar tugas. Guru memberikan umpan balik secara langsung kepada siswa selama proses pelaksanaan tugas berlangsung.  Siswa dapat diorganisir secara perorangan, berpasangan, berkelompok, maupun klasikal dalam melaksanakan tugas/latihan.
  c. Resiprokal, pembelajaran diawali dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah pembelajan. Langkah selanjutnya siswa dengan pasangannya membaca teks dan mengamati gambar berbagai keterampilan pada lembar kerja yang dibagikan guru, Pemeran pelaku mencobakan keterampilan yang terdapat di dalam lembar kerja, dan pengamat melakukan pengamatan terhadap keterampilan yang  dilakukan  oleh  pelaku.  Jika  terjadi  kesalahan  (keterampilan  yang  tidak sesuai dengan LKS) tugas pengamat memberikan masukan untuk dilakukan perbaikan. Langkah yang sama dilakukan setelah terjadi pergantian peran siswa yang semula menjadi pelaku akan berperan sebagai pengamat, demikian juga sebaliknya. Umpan balik dalam pembelajaran ini diperoleh dari sesama siswa (pasangannya).
  d. Periksa sendiri (selfcheck), gaya mengajar ini memberi kesempatan kepada siswa untuk memeriksa kemampuan dirinya dibandingkan dengan tugas gerak yang ada pada lembar periksa sendiri. Pernyataan ini berimplikasi bahwa guru harus menyediakan   lembar   periksa   sendiri   sebelum   pembelajaran   dilaksanakan. Lembar ini dibagikan, siswa menerima dan mempelajari serta mempraktikkan sesuai jumlah pengulangan yang disarankan. Jika siswa telah menguasai keterampilan ke-1, maka dipersilahkan untuk melanjutkan menuju keterampilan selanjutnya,  dan  jika  belum  maka  harus  mengulang  kembali  keterampilan tersebut. Demikian selanjutnya hingga keterampilan ke-n. Umpan balik dengan menggunakan gaya mengajar ini disediakan dalam lembar periksa sendiri, dan secara intrinsik (intrinsic feedback) oleh siswa.
  e. Inklusi, gaya mengajar ini memerlukan analisis faktor-faktor modifikasi sebelum diterapkan. Faktor-faktor modifikasi diperlukan untuk memfasilitasi siswa agar dapat belajar secara aktif sesuai dengan kemampuannya. Memiringkan mistar dalam pembelajaran lompat tinggi, mendekatkan jarak garis dalam permainan bolavoli, menurunkan   keranjang   pada   pembelajaran   shooting   bolabasket merupakan contoh modifikasi agar seluruh siswa dapat belajar.
  Dari penerapan berbagai gaya mengajar tersebut nilai-nilai yang dapat dikembangkan adalah  disiplin,  tanggung  jawab,  kerja  sama,  sportivitas,  selain  kecakapan  hidup dalam berkomunikasi dengan orang lain baik sebagai pembicara maupun pendengar yang baik, serta nillai-nilai lain sebagai efek samping (nurturant effect) dalam proses pembelajaran.
  Penilaian
  Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil/produk). Kebijakan penilaian untuk implementasi Kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik  merupakan  penilaian  yang  dilakukan secara komprehensif untuk menilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam proses dan hasil.
  Substansi sikap dinilai melalui observasi selama proses pembelajaran adalah perilaku sportif, jujur, kompetitif, sungguh-sungguh, bertanggung jawab, menghargai perbedaan,  disiplin,  kerja  sama,  percaya  diri,  dan  berani  yang  dapat  digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa. Substansi pengetahuan yang dinilai adalah prinsip, konsep dan   prosedur gerak. Sedangkan untuk keterampilan yang dinilai adalah kecakapan dalam melakukan satu keterampilan gerak.
  Selain itu, yang perlu diperhatikan oleh guru dalam penilaian pembelajaran adalah penilaian terhadap derajat kesehatan dan kebugaran jasmani siswa, serta sarana dan prasarana pembelajaran untuk menjamin keamanan dan keselamatan siswa. Penilaian kesehatan, kebugaran, dan sarana prasarana dilakukan secara periodik, dimulai di awal tahun pelajaran sebagai bagian dari proses diagnosis, serta pada pertengahan dan akhir tahun pelajaran untuk melihat perkembangan dan sebagai dasar penyusunan program selanjutnya.
  Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Siswa
  Kegiatan Pembelajaran pada silabus ini dapat disesuaikan dan diperkaya dengan konteks lokal atau sekolah, serta konteks global untuk mencapai kualitas optimal hasil belajar pada siswa terhadap Kompetensi Dasar. Kontekstualisasi pembelajaran tersebut dilakukan agar siswa tetap berada pada budayanya, mengenal dan mencintai alam dan sosial di sekitarnya, dengan perspektif global sekaligus menjadi pewaris bangsa sehingga akan menjadi generasi tangguh dan berbudaya Indonesia. Sejalan dengan karakteristik pendidikan abad 21 yang memanfaatkan teknologi informasi dan  komunikasi,  pembelajaran  PJOK  dalam  Kurikulum  2013  juga  memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dan sumber belajar di samping buku guru dan buku siswa yang saat ini juga masih dapat dipegunakan. Pemanfaatan TIK mendorong siswa dalam mengembangkan kreativitas dan berinovasi serta meningkatkan pemahaman dan pengetahuan. Penerapan IT dalam pembelajaran PJOK seperti: pengamatan melalui tanyangan video, pengamatan melalui internet, pemberian tugas melalui internet dan pengumpulan tugas melalui internet.
  Bahan ajar lain yang digunakan dalam pembelajaran PJOK adalah Lembar Kerja Siswa (LKS).  LKS  berisi  pedoman bagi  siswa untuk  melakukan  kegiatan  yang terprogram. Setiap LKS berisikan antara lain: uraian singkat materi, tujuan kegiatan, alat/bahan yang diperlukan dalam kegiatan, langkah kerja pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan, kesimpulan hasil diskusi, dan latihan ulangan. LKS berbentuk lembaran yang berisi tugas- tugas guru kepada siswa yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Atau dapat dikatakan juga bahwa LKS adalah panduan kerja siswa untuk mempermudah siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan bukan hanya kumpulan soal-soal. 
 Download Silabus RPP IPA SMP MTs Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX
 Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Silabus RPP PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) SMP MTs Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:      
 Silabus RPP PJOK SMP MTs Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX
 Download File:
   Silabus RPP PJOK SMP MTs Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX.pdf
  Silabus RPP PJOK SMP MTs Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX.docx
 
 Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Silabus RPP PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) SMP MTs Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX. Semoga bisa bermanfaat.
