Jangan Membohongi Diri Sendiri!

Jangan membohongi diri sendiri!” Begitu biasanya peringatan yang diberikan kepada seseorang untuk jujur pada dirinya sendiri. Tapi apa sebetulnya bohong terhadap diri sendiri itu? Bohong kepada diri sendiri sebetulnya konsep yang masih kabur. Menurut sebagian pihak, artinya mengingkari apa yang menjadi kehendak hatinya yang paling dalam. Tapi kehendak hati yang paling dalam itu apa maksudnya? Sekali lagi, ini ialah konsep yang kabur.

Biasanya seseorang dikatakan berbohong pada diri sendiri jikalau menyatakan kepada diri sendiri berbeda dari yang dirasakan sendiri. Misalnya Anda merasa bahwa Anda masih menyayangi seseorang berjulukan Rika, namun Anda menyampaikan kepada diri Anda sendiri, bahwa Anda sudah tidak mencintainya lagi. “Aku sudah tidak menyayangi Rika lagi, sudah tidak lagi!”
Pada ketika Anda menyampaikan pada orang lain bahwa Anda sudah tidak menyayangi Rika, maka pada ketika itu sudah bermetamorfosis bohong kepada orang lain. Nah, jadi bedanya hanya soal siapa yang menjadi korban kebohongan. Pertanyaannya, apa mungkin membohongi diri sendiri lantaran diri sendiri tentunya cukup sadar dengan apa yang dirasakan. Artinya tahu fakta apa adanya. Anda tahu fakta bahwa Anda masih menyayangi Rika, tapi Anda berusaha menyingkirkan pikiran itu dari diri Anda sehingga Anda mengingkarinya. Jika semacam itu dianggap bohong terhadap diri sendiri, kemudian apa bedanya dengan lamunan atau khayalan? Misalnya pada ketika berkhayal, Anda membayangkan menjadi pemain sepakbola ahli yang bermain di klub populer di dunia. Di sisi lain Anda hanyalah penggemar sepakbola yang skill bermain Anda hanya cukup untuk tim RT. Anda tahu faktanya, dan Anda mengingkarinya. Apakah itu yang dimaksud kebohongan terhadap diri sendiri?

Kebohongan bisa membentuk bulat setan dan terus bertumpuk. Sekali kebohongan dilakukan, biasanya kebohongan akan abadi lantaran harus terus melaksanakan kebohongan biar tidak dianggap berbohong. Misalnya Anda berbohong pernah ke kota Milan, bukankah Anda akan terus berbohong untuk menutupi kebohongan itu? Pada ketika ada yang bertanya wacana kota Milan, bukankah Anda akan dijadikan rujukan? Maka Anda harus berbohong wacana Milan. Ini artinya, hanya orang-orang cerdas yang bisa berbohong dengan sempurna, lantaran selalu tahu celah untuk menghindari terbongkarnya kebohongan.

Berbagai Sumber

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel