Tinggalkan Kurun Lalu, Raih Kurun Depan.
Minggu, 04 Agustus 2019
Edit
Saat terpuruk,patah hati terjerat bayang-bayang si ''Mantan '', kenapa kau masih terpuruk?? Kenapa kau patah hati?? Orang bijak berkata ''hiduplah di masa kini, kini ini,agar terbebas dari kungkungan stress berat masa kemudian dan kecemasan akan masa depan yang belum menentu''
Tak gampang berdamai dengan masa kemudian yang sering terisi kenangan buruk. Dan mungkin begitu pula halnya dengan masa depan yang seringkali memunculkan kejutan-kejutan tak menyenangkan,Tapi sungguh, terjebak di situasi itu menciptakan kita maju tak bisa,diam di kawasan pun tak menghasilkan apa-apa. Mungkin kita tanpa sadar tertarik ke memori suram masa lalu,terpaku membisu disitu,dan merasa tak berdaya untuk sanggup keluar dari stress berat menyakitkan yang mungkin cukup menekan.
Tapi sayangnya kita tak sanggup lupa, tak sanggup begitu saja membuang jejak-jejak ingatan yang sudah demikian besar lengan berkuasa tertanam. Logika hilang kemana, dan yang muncul yaitu kecemasan-kecemasan berlebihan.
Apa yang harus di perbuat??
Biarkanlah waktu terus berjalan dan mengalir begitu saja. Hari-hari yang terisi banyak pengalaman baru; dan penuh dinamika kehidupan, tentu, positif-negatif,senang-sedih, susah-mudah dan banyak sekali pasangan rasa bertebaran disana. Jawaban sederhana untuk semua itu ternyata ada disini, di hati ini. Daripada itu semua yaitu perasaan ikhlash dan berserah kepada-Nya. Itu sebabnya,jangan terlalu berfokus pada harapan untuk pulih,justru akan membuatmu semakin merasa tertekan. Maka hal yang lebih nyaman daripada itu yaitu berserah saja, titik. Tidak ada yang lain.
Memangnya apalagi yang sanggup kita lakukan untuk mengubah?
Tidak ada. Sama sekali tidak ada. Yang sanggup kita lakukan hanyalah menyibukkan diri pada sebanyak mungkin agenda kebaikan yang akan melebur keburukan, serta bertawakkal. Toh tidak ada sehelai daunpun yang jatuh tanpa seijin-Nya. Dan apalagi segala macam peristiwa-peristiwa besar yang menyelimuti kita. Pasti, niscaya ada hikmahnya.
Maka hari itu, saat ''seseorang'' yang pernah kita panggil sebagai Kekasih dan bersamanya memori jelek melekat, tiba tiba-tiba, kita harus sanggup dengan sumringah menyambutnya. Kita sanggup menentukan untuk menjadi sedih, untuk marah, atau bahkan membuang muka tak suka. Tapi lagi-lagi, buat apa? Apakah memori itu menjadi hilang kemudian dengan serta-merta?
Tidak ada yang sanggup menghapus apa yang sudah terjadi. Kita harus memutuskan untuk beranjak bangun sembari berharap semoga apa yang pernah terjadi serta apa yang kita lakukan di hari ini dan nanti, sanggup menciptakan kita semakin bijak menata diri. Tidak ada yang sanggup membuatnya hilang,lenyap, atau berubah seketika,Mengasihani diri sendiri sama saja dengan membunuh waktu dan membiarkannya terlewat sia-sia,sementara hari esok menunggu untuk dilukis secepatnya. Betul, sama sekali tidak mudah, tapi sama sekali tidak tidak mungkin pula untuk dicoba.