Pengorbanan Seorang Ibu
Jumat, 19 Oktober 2018
Edit
Setiap orang niscaya mempunyai seorang ibu. Ibu yakni orang yang paling banyak jasanya kepada kita. Kita tidak akan sanggup menghitung jasa seorang ibu kepada kita. Jasa dan pengorbanan yang dilakukannya sedemikian besar, sehingga tidak mungkin bagi kita untuk membalas jasanya.
Pengorbanan seorang ibu sudah dimulai semenjak kita masih berada dalam kandungannya. Kita lihat saja sekarang, apa yang dialami oleh seorang perempuan yang sedang mengandung. Denagn hati-hati seorang ibu akan berusaha untuk menjaga kandungannya supaya tetap sehat. Belum lagi kesibukannya yang lain, yang dilakukannya sambil membawa kita dalam rahimnya.
Pengorbanan yang paling besar yakni dikala kita mau lahir. Perjuangan yang berat dilaluinya untuk melahirkan kita. Bahkan beliau rela mengorbankan nyawanya supaya kita sanggup lahir dengan selamat.
Saat kita masih bayi, kita dijaganya siang dan malam tanpa kenal lelah. Dua tahun kita disusuinya, hingga kita tumbuh sehat. Kita selalu dibimbingnya dengan sabar, tanpa mengeluh sedikitpun.
Jika kita renungkan lebih jauh, besarnya jasa seorang ibu tidak akan pernah sanggup kita balas. Meskipun kita memberinya harta yang melimpah, menawarkan perhatian yang banyak, namun jasanya tidak akan terbalas, hingga selesai hayat.
Sayangnya, dikala ini tidak sedikit belum dewasa yang berani menentang orang tuannya. Jika impian tidak sanggup dipenuhi, bermacam cara dilakukannya. Dan yang lebih sering mendapatkan perlakuan yang tidak layak dari mereka yakni sang ibu. Bahkan ada yang tega menganiaya sang ibu, yang telah mencurahkan kasih sayangnya kepada mereka.
Fenomena ibarat ini sudah banyak terjadi di sekitar kita. Meskipun demikian, seorang ibu tetap memperlihatkan kasih sayangnya yang tiada terhingga. Layakkah kita membalas kasih sayang dan kebaikan ibu kita dengan sikap yang menyakiti hatinya?
Karena itu dalam Al-Quranul karim, Allah SWT memerintahkan kita untuk berbakti kepada kedua orang renta kita, terutama kepada ibu kita. Hal ini terdapat dalam beberapa ayat, yaitu:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Dan Robb-mu telah memerintahkan kepada manusia, janganlah ia beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang renta dengan sebaik-baiknya. Dan jikalau salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut di sisimu, maka janganlah katakan kepada keduanya ‘ah’ dan janganlah kau membentak kedua-nya. Dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasing sayang. Dan katakanlah, ‘Wahai Rabb-ku sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu kecil’
(QS Al-Isra’:23-24)
وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُورًا
“Dan sembahlah ALLAH dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu, dan berbuat oke kepada kedua ibu bapak, kepada kaum kerabat, kepada belum dewasa yatim, kepada orang-orang miskin, kepada tetangga yang dekat, tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya, sebenarnya ALLAH tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri” (QS An-Nisa:36)
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا وَإِن جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan Kami wajibkan kepada insan (berbuat) kebajikan kepada orang tuanya. Dan jikalau keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu wacana itu, maka janganlah kau mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku lah kembalimu, kemudian Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kau kerjakan”(QS Al-Ankabut:8)
Marilah mulai kini kita rubah sikap kita kepada orang renta kita, terutama kepada ibu kita menjadi lebih baik. Jangan lagi kita menyakiti hatinya, alasannya kita takkan pernah bisa membalas jasanya.