Rahasia Ijab Kabul Sukses
Sabtu, 20 Oktober 2018
Edit
FILSUF Paul Tillich mengatakan, "Setiap kekerabatan mendalam terhadap insan lain perlu diperhatikan dan dipelihara".
Berikut 10 diam-diam ijab kabul dari pasangan yang sangat sukses, ibarat dilansir Huffington Post.
Memiliki satu sama lain
Sesederhana itu. Mereka suka bersama-sama, berbicara bersama, dan melaksanakan hal-hal bersama-sama. Mantan personel The Beatle, Ringo Starr, telah menikah dengan istrinya Barbara selama lebih dari tiga dekade. Dia menyampaikan "rahasia" umur panjang pernikahannya, "Saya diberkati ia dipasangkan dengan saya. Saya menyayangi dia, ia menyayangi saya. Ada lebih banyak hari-hari menyenangkan dibanding hari-hari suram, dan kami melaluinya dengan baik. Kami menghabiskan banyak waktu bersama. Itu kesepakatannya."
Bertengkar dengan terampil
"Dalam konflik, jadilah adil dan murah hati," ujar The Tao. Ketika dua orang hidup bersama, mereka niscaya mempunyai perselisihan dan perbedaan pendapat. Pasangan sukses juga bertengkar tetapi secara terampil, dengan cara yang menciptakan kekerabatan semakin kuat, bukan melemah. Salah satu teknik mereka yaitu pemilihan kata yang digunakan. Sebagai contoh, peneliti di University of California (Berkeley) meneliti pasangan "yang mempunyai koneksi" dan menemukan bahwa mereka cenderung memakai kata ganti jamak ("kami" dan "kita") daripada kata ganti tunggal ("aku" dan "saya"). Hasilnya, mereka cenderung tidak merasa stres sehabis bertengkar dibandingkan pasangan yang memakai kata ganti tunggal. "Menggunakan “kita” selama bertengkar membantu pasangan bersatu dalam tim yang sama, bukannya sebagai lawan," catat penulis Benjamin Seider.
Meminta dan memberi pengampunan
Pasangan sukses mungkin tidak memaafkan dan melupakan, tetapi mereka memaafkan dan membiarkannya berlalu. Ketika mereka telah melaksanakan sesuatu yang salah atau menyakitkan, mereka meminta maaf. Ketika mereka menjadi pihak yang dirugikan, mereka mendapatkan usul maaf.
Berkomitmen untuk jangka panjang
"Hanya ada dua pilihan wacana komitmen. Berkomitmen penuh atau jangan sama sekali. Tidak ada hal kehidupan di antaranya," kata instruktur basket professional, Pat Riley.
Pasangan sukses tidak hanya menciptakan komitmen terhadap satu sama lain, mereka berkomitmen. Setelah menikah selama 30 tahun, pasangan berjulukan Doris dan Jim mengatakan, "Kami senang tolong-menolong alasannya yaitu kami telah hidup melampaui sumpah – untuk selalu bersama dalam kaya atau miskin, baik atau buruk, dalam sakit atau sehat".
Ketika Doris mengalami kecelakaan kendaraan beroda empat serius beberapa tahun lalu, ia ingat bahwa, "Jim selalu ada di sampingnya. Dia seorang suami yang luar biasa, orang yang paling tidak egois. Dia satu-satunya orang di dunia ini yang saya tahu sanggup diandalkan."
Berpikir aktual terhadap satu sama lain
Peneliti pernikahan, John Gottman, Ph.D, menyampaikan bahwa pasangan senang mempunyai kekerabatan yang "ditandai oleh rasa hormat, kasih sayang, dan empati, dan mereka memberi banyak perhatian pada apa yang terjadi dalam kehidupan pasangan masing-masing."
Selanjutnya, penelitiannya mengungkapkan bahwa pasangan senang dan stabil "membuat lima komentar aktual untuk setiap satu komentar negatif saat mereka mendiskusikan konflik. Sebaliknya, pasangan yang akan berderai memberi kurang dari satu komentar aktual untuk setiap satu komentar negatif."
Belajar dan tumbuh bersama
Salah satu pasangan, sehabis menikah selama 30 tahun, memutuskan mereka berdua ingin kuliah di universitas untuk meraih gelar master dalam seni liberal.
"Hampir lima tahun untuk diselesaikan. Kami punya waktu indah saat berada di kelas bersama-sama, mencar ilmu bersama, membaca bersama. Ini memungkinkan kami untuk memperluas cakrawala kami saat kami mengambil kursus agama, politik, sastra, sejarah, dan kebijakan luar negeri. Kami bahkan membujuk satu profesor supaya kami bisa menulis makalah bersama-sama." Individu pada pasangan sukses berperan sebagai kekuatan dan interes masing-masing. Jika salah satu pasangan menjadi orang yang sadar kesehatan, yang lain akan bergabung. Jika salah satu pasangan mengambil kegiatan baru, pasangan lain akan mendukung dan terlibat. Hasil kesannya yaitu ikatan emosional yang lebih besar lengan berkuasa dan cinta yang lebih dalam.
Tidak pernah berhenti berkencan
Itu yaitu salah satu "rahasia" kekerabatan senang yang ditemukan oleh Matthew Boggs dan Jason Miller. Mereka telah melewati lebih dari 12.000 kilometer untuk mencari dan mewawancarai orang-orang yang mereka sebut "master pernikahan", yaitu mereka yang telah menikah 40 tahun atau lebih. Salah satu elemen umum bagi banyak master ijab kabul yaitu kemampuan mereka untuk menjaga asmara tetap membara. Beberapa pasangan menyisihkan satu malam dalam sepekan untuk kencan, yang lain melaksanakan perjalanan romantis berkala, sementara yang lain bertemu pada sore hari untuk berbincang di sebuah kedai kopi atau teh.
Pasangan yang sukses membawa suka cita setiap lainnya
Ken Druck, Ph.D, bercerita wacana lokakarya yang ia berikan kepada istrinya sebagai hadiah ulang tahun. "Dia mempunyai bunyi indah yang jarang ia digunakan. Apa hadiah yang lebih baik daripada melepaskan suka cita yang ia sudah dimiliki." Dalam workshop, para akseptor dari banyak sekali usia dan latar belakang didorong untuk "menaklukkan rintangan dalam diri dan melaksanakan apa yang mereka inginkan." Dalam lokakarya itu, ada konser untuk keluarga dan teman-teman. "Dengan pengecualian kelahiran belum dewasa kami, saya tidak pernah bisa mengingat istri saya begitu gembira dan bahagia."
Mematuhi hukum 60/40
Boggs dan Miller juga menemukan bahwa "master pernikahan" mempunyai tingkat tidak mementingkan diri sendiri yang begitu tinggi. Pria berjulukan Walter yang mereka wawancarai mengatakan, "Saya tidak akan pernah melupakan apa yang mentor saya katakan pada saya dan istri saya sebelum kami menikah 42 tahun yang lalu. Dia menatap kami dan berkata, 'Kebanyakan orang berpikir ijab kabul yaitu 50/50. Bukan. Ini 60/40. Kau berikan 60. Anda mengambil 40. Dan itu berlaku untuk Anda berdua." Itu yaitu prinsip Walter dan istrinya yang setia ditaati.
Berbagi nilai-nilai berharga
Ketika ditanya wacana hubungannya yang sukses selama 58 tahun, Emma (87) tersenyum dan besar hati mengatakan, "Ini sebuah prestasi. Sangat penting mempunyai nilai-nilai dasar yang sama. Dengan kata lain, bila Anda seorang pemboros, nikahi seseorang yang memahaminya. Jika berhemat, Anda perlu menikahi seseorang yang mengerti alasannya yaitu uang yaitu salah satu kendala dalam pernikahan. Untungnya, kami mempunyai pandangan yang sama pada kebanyakan hal. Kami biasanya mempunyai tujuan yang sama, kami percaya pada pendidikan, kami ingin menjadi bermoral, kami ingin membesarkan belum dewasa untuk menjadi warga negara yang baik, dan bertanggung jawab dalam hal keuangan.”
Penyair Robert Browning memberi diam-diam untuk pasangan sukses saat ia menulis, "Sukses dalam ijab kabul bukan menemukan orang yang tepat, tetapi menjadi orang yang tepat."
Berikut 10 diam-diam ijab kabul dari pasangan yang sangat sukses, ibarat dilansir Huffington Post.
Memiliki satu sama lain
Sesederhana itu. Mereka suka bersama-sama, berbicara bersama, dan melaksanakan hal-hal bersama-sama. Mantan personel The Beatle, Ringo Starr, telah menikah dengan istrinya Barbara selama lebih dari tiga dekade. Dia menyampaikan "rahasia" umur panjang pernikahannya, "Saya diberkati ia dipasangkan dengan saya. Saya menyayangi dia, ia menyayangi saya. Ada lebih banyak hari-hari menyenangkan dibanding hari-hari suram, dan kami melaluinya dengan baik. Kami menghabiskan banyak waktu bersama. Itu kesepakatannya."
Bertengkar dengan terampil
"Dalam konflik, jadilah adil dan murah hati," ujar The Tao. Ketika dua orang hidup bersama, mereka niscaya mempunyai perselisihan dan perbedaan pendapat. Pasangan sukses juga bertengkar tetapi secara terampil, dengan cara yang menciptakan kekerabatan semakin kuat, bukan melemah. Salah satu teknik mereka yaitu pemilihan kata yang digunakan. Sebagai contoh, peneliti di University of California (Berkeley) meneliti pasangan "yang mempunyai koneksi" dan menemukan bahwa mereka cenderung memakai kata ganti jamak ("kami" dan "kita") daripada kata ganti tunggal ("aku" dan "saya"). Hasilnya, mereka cenderung tidak merasa stres sehabis bertengkar dibandingkan pasangan yang memakai kata ganti tunggal. "Menggunakan “kita” selama bertengkar membantu pasangan bersatu dalam tim yang sama, bukannya sebagai lawan," catat penulis Benjamin Seider.
Meminta dan memberi pengampunan
Pasangan sukses mungkin tidak memaafkan dan melupakan, tetapi mereka memaafkan dan membiarkannya berlalu. Ketika mereka telah melaksanakan sesuatu yang salah atau menyakitkan, mereka meminta maaf. Ketika mereka menjadi pihak yang dirugikan, mereka mendapatkan usul maaf.
Berkomitmen untuk jangka panjang
"Hanya ada dua pilihan wacana komitmen. Berkomitmen penuh atau jangan sama sekali. Tidak ada hal kehidupan di antaranya," kata instruktur basket professional, Pat Riley.
Pasangan sukses tidak hanya menciptakan komitmen terhadap satu sama lain, mereka berkomitmen. Setelah menikah selama 30 tahun, pasangan berjulukan Doris dan Jim mengatakan, "Kami senang tolong-menolong alasannya yaitu kami telah hidup melampaui sumpah – untuk selalu bersama dalam kaya atau miskin, baik atau buruk, dalam sakit atau sehat".
Ketika Doris mengalami kecelakaan kendaraan beroda empat serius beberapa tahun lalu, ia ingat bahwa, "Jim selalu ada di sampingnya. Dia seorang suami yang luar biasa, orang yang paling tidak egois. Dia satu-satunya orang di dunia ini yang saya tahu sanggup diandalkan."
Berpikir aktual terhadap satu sama lain
Peneliti pernikahan, John Gottman, Ph.D, menyampaikan bahwa pasangan senang mempunyai kekerabatan yang "ditandai oleh rasa hormat, kasih sayang, dan empati, dan mereka memberi banyak perhatian pada apa yang terjadi dalam kehidupan pasangan masing-masing."
Selanjutnya, penelitiannya mengungkapkan bahwa pasangan senang dan stabil "membuat lima komentar aktual untuk setiap satu komentar negatif saat mereka mendiskusikan konflik. Sebaliknya, pasangan yang akan berderai memberi kurang dari satu komentar aktual untuk setiap satu komentar negatif."
Belajar dan tumbuh bersama
Salah satu pasangan, sehabis menikah selama 30 tahun, memutuskan mereka berdua ingin kuliah di universitas untuk meraih gelar master dalam seni liberal.
"Hampir lima tahun untuk diselesaikan. Kami punya waktu indah saat berada di kelas bersama-sama, mencar ilmu bersama, membaca bersama. Ini memungkinkan kami untuk memperluas cakrawala kami saat kami mengambil kursus agama, politik, sastra, sejarah, dan kebijakan luar negeri. Kami bahkan membujuk satu profesor supaya kami bisa menulis makalah bersama-sama." Individu pada pasangan sukses berperan sebagai kekuatan dan interes masing-masing. Jika salah satu pasangan menjadi orang yang sadar kesehatan, yang lain akan bergabung. Jika salah satu pasangan mengambil kegiatan baru, pasangan lain akan mendukung dan terlibat. Hasil kesannya yaitu ikatan emosional yang lebih besar lengan berkuasa dan cinta yang lebih dalam.
Tidak pernah berhenti berkencan
Itu yaitu salah satu "rahasia" kekerabatan senang yang ditemukan oleh Matthew Boggs dan Jason Miller. Mereka telah melewati lebih dari 12.000 kilometer untuk mencari dan mewawancarai orang-orang yang mereka sebut "master pernikahan", yaitu mereka yang telah menikah 40 tahun atau lebih. Salah satu elemen umum bagi banyak master ijab kabul yaitu kemampuan mereka untuk menjaga asmara tetap membara. Beberapa pasangan menyisihkan satu malam dalam sepekan untuk kencan, yang lain melaksanakan perjalanan romantis berkala, sementara yang lain bertemu pada sore hari untuk berbincang di sebuah kedai kopi atau teh.
Pasangan yang sukses membawa suka cita setiap lainnya
Ken Druck, Ph.D, bercerita wacana lokakarya yang ia berikan kepada istrinya sebagai hadiah ulang tahun. "Dia mempunyai bunyi indah yang jarang ia digunakan. Apa hadiah yang lebih baik daripada melepaskan suka cita yang ia sudah dimiliki." Dalam workshop, para akseptor dari banyak sekali usia dan latar belakang didorong untuk "menaklukkan rintangan dalam diri dan melaksanakan apa yang mereka inginkan." Dalam lokakarya itu, ada konser untuk keluarga dan teman-teman. "Dengan pengecualian kelahiran belum dewasa kami, saya tidak pernah bisa mengingat istri saya begitu gembira dan bahagia."
Mematuhi hukum 60/40
Boggs dan Miller juga menemukan bahwa "master pernikahan" mempunyai tingkat tidak mementingkan diri sendiri yang begitu tinggi. Pria berjulukan Walter yang mereka wawancarai mengatakan, "Saya tidak akan pernah melupakan apa yang mentor saya katakan pada saya dan istri saya sebelum kami menikah 42 tahun yang lalu. Dia menatap kami dan berkata, 'Kebanyakan orang berpikir ijab kabul yaitu 50/50. Bukan. Ini 60/40. Kau berikan 60. Anda mengambil 40. Dan itu berlaku untuk Anda berdua." Itu yaitu prinsip Walter dan istrinya yang setia ditaati.
Berbagi nilai-nilai berharga
Ketika ditanya wacana hubungannya yang sukses selama 58 tahun, Emma (87) tersenyum dan besar hati mengatakan, "Ini sebuah prestasi. Sangat penting mempunyai nilai-nilai dasar yang sama. Dengan kata lain, bila Anda seorang pemboros, nikahi seseorang yang memahaminya. Jika berhemat, Anda perlu menikahi seseorang yang mengerti alasannya yaitu uang yaitu salah satu kendala dalam pernikahan. Untungnya, kami mempunyai pandangan yang sama pada kebanyakan hal. Kami biasanya mempunyai tujuan yang sama, kami percaya pada pendidikan, kami ingin menjadi bermoral, kami ingin membesarkan belum dewasa untuk menjadi warga negara yang baik, dan bertanggung jawab dalam hal keuangan.”
Penyair Robert Browning memberi diam-diam untuk pasangan sukses saat ia menulis, "Sukses dalam ijab kabul bukan menemukan orang yang tepat, tetapi menjadi orang yang tepat."